Ikuti Mentoring Dhuha, Setiap Hari Sabtu Jam 07.00 - 08.00. Gratissss...
Kenapa harus mentoring?
Tulisan ini ditujukan untuk seluruh
teman-teman mahasiswa, yang masih mempertanyakan kenapa harus
mentoring?? Apa sih itu mentoring dan yang lebih penting apa itu
manfaatnya atau bisa juga tulisan ini untuk para mentor yang masih
mempertanyakan kenapa saya menjadi mentor? Apa sih urgensinya dan
bagaimana mentoring mampu menjadi bagian dari membangun peradaban.
Karena mentoring sebenarnya adalah
proses untuk “akselerasi kedewasaan”. Kedewasaan ini, sangatlah luas,
bisa jadi, kedewasaan dalam memahami Islam, kedewasaan dalam berilmu
sesuai pilihan kompetensinya, kedewasaan dalam mensikapi masalah,
kedewasaan dalam memilih keputusan, bahkan kedewasaan dalam bergaul-
mengenal karakter manusia.
Kedewasaan, Kenapa? Kenapa Bisa? Dan Apakah Harus Dengan Mentoring?
Ya. Mentoring adalah sebuah grup diskusi
terfokus, yang didalamnya terdapat interaksi- relasi antar insan, ada
aspek manusiawi, serta hubungan interpersonal. Bisa jadi seseorang
menjadi dewasa, tanpa mentoring, karena aspek pembentuk kedewasaan
memang banyak, bisa jadi dia anak sulung, sebatang kara, dididik orang
tua atau memang sudah dilepas sedari kecil. Mentoring adalah proses
“percepatan kedewasaan”, karena dengan mentoring, maka kita akan
memperbesar “kapasitas berkomunitas” kita, memahami bahwa ternyata,
karakter manusia itu beragam, menangani konflik komunikasi, hingga mampu
bekerjasama walaupun terdapat perbedaan prinsip di satu sisi.
Lalu, Kenapa Harus Mentoring Yang Isinya Materi Melulu?
Materi? Ya, terkadang, mentor memang
tidak mampu menerjemahkan materi "mati" menjadi “hidup”. Mentor harus
paham, bahwa “mempelajari” dan “membaca” sebuah materi adalah satu
masalah, sedangkan “membumikan” dan “mengkomunikasikan” materi kepada
adik mentor adalah masalah lain yang berbeda, jangan disamakan.
Mentoring mengandung 3 aspek, yaitu kognitif (materi keilmuan,
knowledge), afektif (sikap, bersikap saat menyampaikan, raut muka,
bahasa tubuh, mimik wajah) dan psikomotorik bisa jadi saat rihlah,
olahraga, intonasi). Psikologi dan suasana mentoring akan sangat
mempengaruhi adik mentor.
Mentoring, Apa Hubungannya Dengan Kesuksesan Saya? Apakah Mentoring Harus Bermateri Agama Islam?
Tahukah kamu, bahwa orang- orang yang
mampu mengubah zaman, pada masa mudanya, adalah orang- orang yang
membentuk kelompok diskusi tersegmen? Tahukah kamu, bahwa mentoring
dapat mempercepat pemahaman kita akan sebuah disiplin ilmu? Dan,bukan
hanya Islam.Tidak percaya? Ini beberapa contohnya :
HOS Cokroaminoto punya 3 binaan, yaitu
Sukarno (Presiden1 RI), Semaun (Pemimpin PKI Madiun), dan Sekarmadji
Maridjan Kartosuwiryo (Pemimpin DI TII/ NII). Nah, semua jadi “tokoh”
kan? Walaupun akhirnya jadi berseberangan, itu, mungkin karena mereka
pada ngebandel, mentoringnya gak selesai kali ya? hhe
Jesse Jackson, senator negro pertama AS,
yang Yahudi. Salah satu binaannya adalah Lewis “ Scooter” Libby (Staf
DEPLU AS), dan salah satu binaan dari mentoringnya Yahudi dari Libby
ini, 2005-2007 ia menjabat sebagai Presiden Bank Dunia, Paul Wolfowitz
(Pasti tahu dia kan?)
Arifin Panigoro, Aburizal Bakrie, Abdul
Latief, dan Fadel Muhammad, adalah kader Golkar, yang sengaja dibentuk
semenjak masih di bangku kuliah ITB untuk mengendalikan sektor riil
Indonesia, dengan suatu saat nanti mengendalikan asosiasi dagangnya,
yaitu KADIN. Mereka terkenal dengan sebutan “Grup Gelapnyawang”,
murobinya, pasti semua kenal, Ginanjar Kartasasmita, Ketua DPD RI
sekarang.
Tahu teman satu mentoring-nya Einstein?
Ya, Schrodinger! Dan tahu nama komunitas diskusinya? Ya, The Royal
Society, yang sudah ada semenjak Sir Isaac Newton hingga Stephen Hawking
sekarang.
Tahu Dawam Rahardjo? Semenjak mudanya,
dia punya halaqoh sendiri, dengan teman- temannya yaitu Ahmad Wahib
(Alm) dan Mukti Ali. Ketiganya, gencar hingga sekarang mengkampanyekan
“pembaharuan Islam”
Jadi Kenapa Mentorin ? Saya Butuh Jawaban Logis- Rasional- Kuantitatif !
Baik, itu pertanyaan favorit saya, saya akan berikan jawaban : Karena
dengan mentoring, maka kamu akan mengalami Akselerasi/ Percepatan
Kedewasaan.
Jawaban Yang Tidak Logis, Apa Maksudnya ? Kedewasaan Apa Konkretnya ?
Konkretnya ? Baik, saya kasih contoh tersegmen :
Kedewasaan Ilmu
Jika ingin mendapatkan akselerasi
kedewasaan dalam memahami dan menerapkan ilmu kamu di kampus, kamu harus
ngementor dengan dosennya, di luar jam kuliah. Bikin kelompok kecil
dengan 1 dosen sebagai mentor di rumahnya, jangan nunggu Tugas Akhir
(TA) atau Skripsi, kelamaan, keburu lulus ! Kenapa? Karena ruangan
kuliah terlalu sempit untuk mengetahui aspek teknis- taktis dari
keilmuan kita. Jika memang benar- benar mau memiliki kemampuan berpikir
strategis ala anak S1 dan bergerak taktis- teknis ala anak D3, maka,
ajak seorang dosen untuk mentoring, curi semua ilmunya dan kamu akan
mengalami akselerasi ilmu yang jauh berlipat, kamu bisa punya kemampuan
setara doctor atau peneliti sebelum berusia 25 tahun! Luar biasa bukan
mentoring itu?
Kedewasaan Bisnis
Maksudnya ? Ya, biasanya, orang punya
ide luar biasa untuk terjun ke sektor riil, namun bingung mulai dari
mana, tidak ada modal, tidak ada jaringan, dll. Nah, dengan mentoring
bisnis ini, kamu bisa mendapatkan ilmu luar biasa, bahwa ternyata,
bisnis besar bisa dimulai dengan tanpa modal! Bahwa jaringan itu bukan
hal yang sulit! Dan, kamu bisa mendirikan perusahaan berbasis kompetensi
kuliah kamu, seperti halnya Steve Jobs, atau Michael Dell, sebelum
berusia 25 tahun ! Nah, luar biasa bukan efek dari mentoring itu ?
Kedewasaan Psikologis
Maksudnya, apa lagi ? Hmm, menjadi
jenius bukan berarti terus jadi asosial loh. Jarang bergaul dan susah
berinteraksi, seperti Steve Nash di Film A Beautifil Mind, sampai kena
Skizofrenia segala ! Sudahlah, cobalah untuk bisa paham bahwa karakter
manusia itu beragam, ada yang sensitive, agresif, ekspansif, bahkan
arogan segala! Tahu kan, biasanya orang asosial punya kecenderungan
bunuh diri tinggi, bahkan suka gagal dalam membangun karir dan relasi.
So, mau cepet dewasa dalam menyikapi permasalahan hidup ? Yuk,
mentoring.
Kedewasaan BerIslam
Ah, kamu pasti tidak mau disebut fanatik
kan? Fanatisme berlebihan terjadi karena dogmatis yang tanpa ada
diskusi dan interpretasi. Islam tidak seperti itu, kita diberikan
kesempatan untuk bertanya seluas dan sedalam mungkin, kita bahkan
ditantang untuk membuktikan kebenaran Islam dalam Al Quran, dan
percayakah kamu, Malaikat saja bertanya ! Mempertanyakan kepemimpinan
manusia di bumi ? Dan, mereka tidak disebut Allah dengan kurang ajar
loh. So, mau menjadikan Islam sebagai sebuah gaya hidup? Setelah kamu
jadi peneliti, pengusaha, hingga dosen, kamu akan kehilangan ruh dan
karakter kuat manakala tidak punya prinsip yang kuat dan saya yakin,
Agama adalah prinsip hidup yang paling nyaman dan menyenangkan buat
manusia.
Intinya, dengan mentoring, kamu bakalan
lebih cepat mengalami kedewasaan, mengenali potensi kemanusiaan kamu,
hingga menata hidup kamu lebih baik, bukan cuma buat kamu sendiri, tapi
juga buat lingkungan sekitar kamu…Asyik kan?
Oleh karena itu, yukkk kita ikuti mentoring di kampus kita……
Setiap hari Sabtu Pagi, jam 07-00-08.00 sebelum mulai kuliah bersama Bpk.Ahmad Thoha, CPA
www.bemstiemt.com