Jum’at, tanggal 11 Januari 2013 Senat Mahasiswa FKH UGM Periode
2012/2013 menggelar acara spesial, yaitu Hearing Publik Menyambut
Dekanat baru FKH UGM untuk periode 2012-2016. Hearing di FKH UGM menjadi
sarana berkomunikasi dan bertukar pikiran antara mahasiswa dan Dekanat
(Pimpinan Fakultas). Sebenarnya acara semacam ini sudah seringkali
diselenggarakan di FKH UGM. Akan tetapi yang spesial dari acara hearing
ini adalah wajah-wajah baru Dekanat FKH UGM. Hearing bagi mahasiswa
menjadi hal yang penting karena selain bertujuan untuk mengevaluasi
kegiatan pembelajaran, bisa menjadi ajang silaturahim antara mahasiswa
dengan dekanat karena peserta hearing melibatkan seluruh mahasiswa FKH
UGM yang aktif.
Acara dimulai dengan perkenalan jajaran dekanat baru. Dekan baru kita
bernama drh. Joko Prastowo. Beliau menjabat Dekan FKH UGM untuk periode
2012-2016. Drh. Joko Prastowo adalah dosen dari Bagian Parasitologi FKH
UGM. Alamat rumahnya di jalan Taman Siswa, gang Bang. Selanjutnya
adalah Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan yaitu Bu Siti
Isrina Oktavia Salasia.
Dalam pemaparannya diawal, Bu Isrina segera menegaskan bahwa selama
menjadi Wakil Dekan, dalam mengemban tugasnya akan menjadikan mahasiswa
sebagai partner utama dalam bekerja selama 4 tahun kedepan. Seperti yang
saat ini menjadi tema rektorat, FKH berusaha menjulang tinggi, namun
berakar kuat, berprestasi seluas-luasnya namun tidak kehilangan jati
diri. Memaknai setiap segala permasalahan adalah prinsipnya. Catat,
mahasiswa adalah partnernya.
Amanah dari rektor untuk FKH tetap saja sebagaimana sebelumnya, yaitu
membenahi kurikulum dan membangun Rumah Sakit Hewan Pendidikan. Banyak
mahasiswa FKH beberapa angkatan yang menginginkan adanya perbaikan
kurikulum menghadap rektor. Meningkatkan ekstrakurikuler di kampus akan
diperhatikan, tujuannya untuk mengantarkan mahasiswa menjadi insan yang
cerdas, memiliki karakter yang kuat sebagai pemimpin masa depan.
Konsep baru yang akan ditelurkan UGM mengenai kegiatan akademik akan
membuat mahasiswa harus berinteraksi tidak hanya di fakultas. Program
Sistem Transfer Kredit Internal nanti itu akan berhubungan dengan
kluster, artinya mahasiswa bisa mengikuti mata kuliah di fakultas lain
yang masih berkorelasi.
Saat ini Dekanat sedang menyusun kode etik mahasiswa yang berisi
antara hak dan kewajiban mahasiswa sebagai insan kampus, warga negara
dan masyarakat. Hak mahasiswa misalnya, memiliki reputasi atau kelebihan
dalam hal olahraga, seni, dan penelitian sehingga harus meninggalkan
kuliah, ini adalah hak mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan
pembelajaran dan akan diperbolehkan dengan peraturan tertentu. Sementara
hak dan kewajiban yang lain masih akan dibuat. Anggota tim penyusun
kode etik tersebut melibatkan para pakar dari Fakultas Psikologi, Ilmu
Bahasa, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Teknik, Fakultas Kehutanan, dan
FKH sendiri. Kronologis penyusunan kode etik mahasiswa ini sangat jelas,
mahasiswa akan dilibatkan untuk memberi usulan. Catat.
Kejujuran akademik harus ditekankan bagi mahasiswa dan dosen. Mereka
dalam melakukan kegiatan akademik harus jujur. Dosen harus memberi hak
kepada mahasiswa agar memiliki keilmuan yang baik, nilai yang lambat
diumumkan itu melanggar ini, dosen harus jujur memberikan hasil nilai.
Inventarisasi sudah dilakukan walaupun sulit. Hak mahasiswa mendapat
pendidikan dan mendapat IPK yang maksimal. Meskipun kita mengamati
kecenderungan mahasiswa mulai setelah 2004 smpai saat ini dalam mengejar
IPK menurun. Mahasiswa memiliki hak untuk melakukan penelitian, karena
untuk menghadapi skripsi hal itu merupakan kewajiban. UGM mau mengambil
kebijakan untuk melakukan publikasi ilmiah. Nanti akan dipersiapkan oleh
Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan. Melalui PKM-PKM dan kompetisi
penelitian yang lain diharapkan bisa menjadi bahan skripsi dan riset
mahasiswa.
Itulah pemaparan sekilas dari Prof. Isrina, Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan kita yang baru.
Selanjutnya pengenalan dan pemaparan oleh Bu Pudji, Wakil Dekan
bagian Keuangan yang katanya, suaminya menjadi pejabat seumur hidup
(Peranakan Jawa Batak). Intinya dari keuangan tidak mengabaikan
mahasiswa yang menginginkan sarana dan prasarana bagi ektrakurikuler.
Fakultas akan memberi fasilitas untuk mengekspresikan diri. Kalau
masalah pinjam fasilitas ruang untuk kegiatan mahasiswa yang harus
membayar itu, semua sudah ada aturannya. Beliau berasal dari Jogja saja,
sejak lahir sampai sekarang. Keluarganya istimewa, anaknya lahir
memiliki kesamaan tanggal dengan orangtuanya. Suami beliau yang lahir
tangal 4 April, mirip dengan kelahiran anak pertamanya yang lahir juga
tanggal 4 April. Anak nomor dua dan tiga tanggal 12 Oktober, Bu Pudji
lahirnya juga tanggal 12 Oktober. Ajaib kan.
Terakhir perkenalan dari Pak Sudarminto Indarjulianto, atau biasa
dipanggil Pak Indar. Lahir di Pacitan 5 juli 1951. Di tempat
kelahirannya bersekolah di tempat yang sama dengan SBY, namun beda
nasibnya. Anak masih 2 sehingga beliau belum Profesor, kalau sudah
memiliki empat anak seperti Prof Isrina mungkin juga akan menjadi
Profesor. Beliau adalah Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian, dan
Kerjasama. Kalau Wakil Dekan sebelum saat ini selalu berhubungan dengan
mahasiswa (Pak SB), maka sekarang mahasiswa diberikan kepada profesor
(Prof Isrina, Wadek Akademik dan Kemahasiswaan). “Bu Pudji yang
mempunyai uang banyak, saya yang menghabiskan uang… hehehe.. tidak ada
uang yang harus kembali, uang yang ada dikeluarkan semua, untuk
pengabdian. Bersama Wadek I dan saya mengurusi masalah penelitian.
Cita-cita UGM yaitu WCRU, Research University. Proyek Penelitian
bisa bekerjasama dengan WD I apabila berkaitan dengan dosen untuk
penelitian yang ada kolaborasi dengan mahasiswa. Berkaitan dengan
kerjasama, kami akan bekerjasama dengan mahasiswa, kita tetap
menciptakan suatu pekerjaan meskipun dengan dana sedikit. Dengan membawa
dana yang ada kita masih bisa menggait dana dari luar. Bekerjasama
dengan pihak luar mungkin, bantuan dari mahasiswa sangat kami harapkan,
sehingga mahasiswa tidak perlu terlalu sibuk menghubungi Bu Pudji karena
tidak punya dana. Intinya, nanti saya akan bekerja sama dengan Wadek I
berkaitan dengan penelitian. Profesor kita yang banyak itu bisa
dimanfaatkan menjadi narasumber mengenai bagaimana membuat penelitian
yang benar.
Demikian perkenalan jajaran Dekanat yang baru.
Selanjutnya ada presentasi hasil survey Senat Mahasiswa sebagai
laporan aspirasi mahasiswa yang dipresentasikan Azizatul Ulfa (Ketua
Senat Mahasiswa FKH UGM 2012) mengenai pemilihan dekan baru, serta Irna
Irhamna Putri (Anggota Senat, Ketua Panitia Hearing Publik tsb) mengenai
hasil survey tentang permasalahan Sistem Blok di FKH UGM. (Hasil survey
untuk lebih jelasnya bisa menghubungi dua nama tersebut, saya tidak
mencatat)
Setelah presentasi, berikutnya para Dekanat memberikan tanggapannya.
Tanggapan Dekan: Diserahkan ke Profesor Isrina yang lebih paham.
Prof Isrina: Ada permasalahan yang disampaikan. Namun disitu kok
Dekannya saja yang diminta merubah, mahasiswa lalu mau ngapain? Mereka
juga harus terlibat dalam perubahan ini. Permintan mahasiswa mengenai
perbaikan sistem pembelajaran, yang efek ikutannya adalah memiliki waktu
libur berkualitas. Interaksi mahasiswa dengan dosen kurang, mahasiswa
tidak ingin tahu, dosen juga tidak memperkenalkan diri saat tutorial.
Percepatan pengumuman nilai, transparansi nilai. Kepastian jadwal. Dari
semua ini, kami mendengarkan, bahkan sampai rektoratpun juga sudah tahu
permasalahan. Rektorat mengamanahkan dua hal, perbaikan sistem
pembelajaran dan rumah sakit pendidikan (RSH) sebagai wahana mahasiswa
co-ass untuk meningkatkan kualitasnya. Tidak fair sebenarnya. Tapi kami
berkomitmen akan mengurai masalah tersebut.
Niat dan komitmen untuk menjalankan amanah ini sudah kami bangun
sejak awal pasca kami dilantik. Mulai dari mengidentifikasi masalah.
Masalah tidak hanya dari mahasiswa saja, tetapi dosen demikian juga.
Tutorial setiap hari Senin dan Kamis yang menyibukkan dosen. Ketika
tutor dari dosen yang telah ditetapkan berhalangan dan dosen tertentu
yang ditunjuk menjadi tutor pengganti biasanya juga tertekan.
Cara pertama untuk mengurai masalah tersebut: Kami akan kembalikan
mimbar akademik ke Kepala Bagian. Kepala Bagianlah yang bertugas
mengkoordinir dosen-dosen itu. Kalau saat ini basisnya masih di Ruang
Tutor, padahal yang memahami materi adalah Bagian. Koordinasi menjadi
kurang baik ketika basiknya Ruang Tutor. Soal menjadi lambat, tutorial
menjadi kosong, dengan dikembalikan ke bagian, harapannya masalah ini
bisa terpecahkan. Soal paling tidak seminggu sebelumnya harus
dikumpulkan di akademik. Jika nilai belum keluar, yang mengingatkan
adalah Kepala Bagian.
Kedua, kita memiliki banyak Guru Besar. Hal ini akan kami masukkan
pembahasan dalam rapat Guru Besar, kita memiliki 14 Guru Besar
(Profesor) yang aktif, satu di Ausy akan pulang, Pak Aris Junaidi,
sehingga jumlah Guru Besar kita menjadi 15 Guru Besar. Biasanya para
Guru Besar kalau ada ketemuan hanya membicarakan kenaikan jabatan.
Kenapa yang dibahas bukan kualitas akademik, problem besar akademik kita
ini? Kalau ditanya, apa sumbangan dari para Guru Besar? Dari sinilah
kemudian muncul gagasan untuk peningkatan peran Guru Besar dalam
membantu mengurai permasalahan kita dan mahasiswa, membuat suasana
akademik yang lebih baik. Nanti kami akan mengadakan suatu Forum Guru
Besar dibawah Senat, berkumpul dan berpikir untuk meningkatkan kualitas
SDM dan akademik. Walaupun kita lihat kontribusi sebagian Guru Besar
dalam mengentaskan permasalahan bangsa, ex: Prof Widya Asmara saat wabah
AI. Jadi, kami akan merevitalisasi fungsi Guru Besar untuk memikirkan
kalian.
Ketiga, gagasan perbaikan sistem blok, Problem Based Learning itu
baik. Kita sudah dilatih untuk menemukan masalah, tetapi yang kami lihat
adalah kurangnya materi sehingga kita berusaha menambahkan materi.
Secara teknis model reguler kuliah Blok saat ini 16 tatap muka, 18 sks
dengan satu dua tiga tercatat. Nanti akan kita usulkan 16 kali tatap
muka, 12 kuliah, 4 SKS PBL, SCL. Disini baru muncul skenario. Dua hal
yang kalian dapat, pemahaman yang benar dan bisa menjelaskan masalah.
Dalam rencana menambahkan mata kuliah ini. Teknisnya akan
dipresentasikan di Senat Akademik dan kami akan bekerja dengan cepat.
Menambah jam, dengan pelan-pelan, bantu kami dengan menginformasikan
permsalahan dan saran. Respon sangat cepat agar menjadi lebih baik.
Tatap muka akan ditambah, menunggu teknis realisasinya.
Demikian tanggapan Dekanat mengenai hasil dari survey permasalahan oleh Senat Mahasiswa FKH UGM 2012/2013.
Selanjutnya ada Forum Tanya Jawab. Tim Senat Mahasiswa FKH UGM 2012/2013 mungkin punya catatannya.
Harapan kami kepada seluruh mahasiswa, mari bersatu, bergerak bersama membangun KH yang lebih baik
www.bem.fkh.ugm.ac.id/
0 komentar:
Posting Komentar