News Update :

Hearing Publik Senat Mahasiswa FKH UGM 2012/2013 Sambut Kepengurusan Dekan Baru

Kamis, 07 Maret 2013

Jum’at, tanggal 11 Januari 2013 Senat Mahasiswa FKH UGM Periode 2012/2013 menggelar acara spesial, yaitu Hearing Publik Menyambut Dekanat baru FKH UGM untuk periode 2012-2016. Hearing di FKH UGM menjadi sarana berkomunikasi dan bertukar pikiran antara mahasiswa dan Dekanat (Pimpinan Fakultas). Sebenarnya acara semacam ini sudah seringkali diselenggarakan di FKH UGM. Akan tetapi yang spesial dari acara hearing ini adalah wajah-wajah baru Dekanat FKH UGM. Hearing bagi mahasiswa menjadi hal yang penting karena selain bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran, bisa menjadi ajang silaturahim antara mahasiswa dengan dekanat karena peserta hearing melibatkan seluruh mahasiswa FKH UGM yang aktif.

Acara dimulai dengan perkenalan jajaran dekanat baru. Dekan baru kita bernama drh. Joko Prastowo. Beliau menjabat Dekan FKH UGM untuk periode 2012-2016. Drh. Joko Prastowo adalah dosen dari Bagian Parasitologi FKH UGM. Alamat rumahnya di jalan Taman Siswa, gang Bang. Selanjutnya adalah Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan yaitu Bu Siti Isrina Oktavia Salasia.

Dalam pemaparannya diawal, Bu Isrina segera menegaskan bahwa selama menjadi Wakil Dekan, dalam mengemban tugasnya akan menjadikan mahasiswa sebagai partner utama dalam bekerja selama 4 tahun kedepan. Seperti yang saat ini menjadi tema rektorat, FKH berusaha menjulang tinggi, namun berakar kuat, berprestasi seluas-luasnya namun tidak kehilangan jati diri. Memaknai setiap segala permasalahan adalah prinsipnya. Catat, mahasiswa adalah partnernya.

Amanah dari rektor untuk FKH tetap saja sebagaimana sebelumnya, yaitu membenahi kurikulum dan membangun Rumah Sakit Hewan Pendidikan. Banyak mahasiswa FKH beberapa angkatan yang menginginkan adanya perbaikan kurikulum menghadap rektor. Meningkatkan ekstrakurikuler di kampus akan diperhatikan, tujuannya untuk mengantarkan mahasiswa menjadi insan yang cerdas, memiliki karakter yang kuat sebagai pemimpin masa depan.

Konsep baru yang akan ditelurkan UGM mengenai kegiatan akademik akan membuat mahasiswa harus berinteraksi tidak hanya di fakultas. Program Sistem Transfer Kredit Internal nanti itu akan berhubungan dengan kluster, artinya mahasiswa bisa mengikuti mata kuliah di fakultas lain yang masih berkorelasi.

Saat ini Dekanat sedang menyusun kode etik mahasiswa yang berisi antara hak dan kewajiban mahasiswa sebagai insan kampus, warga negara dan masyarakat. Hak mahasiswa misalnya, memiliki reputasi atau kelebihan dalam hal olahraga, seni, dan penelitian sehingga harus meninggalkan kuliah, ini adalah hak mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dan akan diperbolehkan dengan peraturan tertentu. Sementara hak dan kewajiban yang lain masih akan dibuat. Anggota tim penyusun kode etik tersebut melibatkan para pakar dari Fakultas Psikologi, Ilmu Bahasa, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Teknik, Fakultas Kehutanan, dan FKH sendiri. Kronologis penyusunan kode etik mahasiswa ini sangat jelas, mahasiswa akan dilibatkan untuk memberi usulan. Catat.

Kejujuran akademik harus ditekankan bagi mahasiswa dan dosen. Mereka dalam melakukan kegiatan akademik harus jujur. Dosen harus memberi hak kepada mahasiswa agar memiliki keilmuan yang baik, nilai yang lambat diumumkan itu melanggar ini, dosen harus jujur memberikan hasil nilai.

Inventarisasi sudah dilakukan walaupun sulit. Hak mahasiswa mendapat pendidikan dan mendapat IPK yang maksimal. Meskipun kita mengamati kecenderungan mahasiswa mulai setelah 2004 smpai saat ini dalam mengejar IPK menurun. Mahasiswa memiliki hak untuk melakukan penelitian, karena untuk menghadapi skripsi hal itu merupakan kewajiban. UGM mau mengambil kebijakan untuk melakukan publikasi ilmiah. Nanti akan dipersiapkan oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan. Melalui PKM-PKM dan kompetisi penelitian yang lain diharapkan bisa menjadi bahan skripsi dan riset mahasiswa.
Itulah pemaparan sekilas dari Prof. Isrina, Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan kita yang baru.

Selanjutnya pengenalan dan pemaparan oleh Bu Pudji, Wakil Dekan bagian Keuangan yang katanya, suaminya menjadi pejabat seumur hidup (Peranakan Jawa Batak). Intinya dari keuangan tidak mengabaikan mahasiswa yang menginginkan sarana dan prasarana bagi ektrakurikuler. Fakultas akan memberi fasilitas untuk mengekspresikan diri. Kalau masalah pinjam fasilitas ruang untuk kegiatan mahasiswa yang harus membayar itu, semua sudah ada aturannya. Beliau berasal dari Jogja saja, sejak lahir sampai sekarang. Keluarganya istimewa, anaknya lahir memiliki kesamaan tanggal dengan orangtuanya. Suami beliau yang lahir tangal 4 April, mirip dengan kelahiran anak pertamanya yang lahir juga tanggal 4 April. Anak nomor dua dan tiga tanggal 12 Oktober, Bu Pudji lahirnya juga tanggal 12 Oktober. Ajaib kan.

Terakhir perkenalan dari Pak Sudarminto Indarjulianto, atau biasa dipanggil Pak Indar. Lahir di Pacitan 5 juli 1951. Di tempat kelahirannya bersekolah di tempat yang sama dengan SBY, namun beda nasibnya. Anak masih 2 sehingga beliau belum Profesor, kalau sudah memiliki empat anak seperti Prof Isrina mungkin juga akan menjadi Profesor. Beliau adalah Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kerjasama. Kalau Wakil Dekan sebelum saat ini selalu berhubungan dengan mahasiswa (Pak SB), maka sekarang mahasiswa diberikan kepada profesor (Prof Isrina, Wadek Akademik dan Kemahasiswaan). “Bu Pudji yang mempunyai uang banyak, saya yang menghabiskan uang… hehehe.. tidak ada uang yang harus kembali, uang yang ada dikeluarkan semua, untuk pengabdian. Bersama Wadek I dan saya mengurusi masalah penelitian. Cita-cita UGM yaitu WCRU, Research University. Proyek Penelitian bisa bekerjasama dengan WD I apabila berkaitan dengan dosen untuk penelitian yang ada kolaborasi dengan mahasiswa. Berkaitan dengan kerjasama, kami akan bekerjasama dengan mahasiswa, kita tetap menciptakan suatu pekerjaan meskipun dengan dana sedikit. Dengan membawa dana yang ada kita masih bisa menggait dana dari luar. Bekerjasama dengan pihak luar mungkin, bantuan dari mahasiswa sangat kami harapkan, sehingga mahasiswa tidak perlu terlalu sibuk menghubungi Bu Pudji karena tidak punya dana. Intinya, nanti saya akan bekerja sama dengan Wadek I berkaitan dengan penelitian. Profesor kita yang banyak itu bisa dimanfaatkan menjadi narasumber mengenai bagaimana membuat penelitian yang benar.
Demikian perkenalan jajaran Dekanat yang baru.
Selanjutnya ada presentasi hasil survey Senat Mahasiswa sebagai laporan aspirasi mahasiswa yang dipresentasikan Azizatul Ulfa (Ketua Senat Mahasiswa FKH UGM 2012) mengenai pemilihan dekan baru, serta Irna Irhamna Putri (Anggota Senat, Ketua Panitia Hearing Publik tsb) mengenai hasil survey tentang permasalahan Sistem Blok di FKH UGM. (Hasil survey untuk lebih jelasnya bisa menghubungi dua nama tersebut, saya tidak mencatat)

Setelah presentasi, berikutnya para Dekanat memberikan tanggapannya.
Tanggapan Dekan: Diserahkan ke Profesor Isrina yang lebih paham.
Prof Isrina: Ada permasalahan yang disampaikan. Namun disitu kok Dekannya saja yang diminta merubah, mahasiswa lalu mau ngapain? Mereka juga harus terlibat dalam perubahan ini. Permintan mahasiswa mengenai perbaikan sistem pembelajaran, yang efek ikutannya adalah memiliki waktu libur berkualitas. Interaksi mahasiswa dengan dosen kurang, mahasiswa tidak ingin tahu, dosen juga tidak memperkenalkan diri saat tutorial. Percepatan pengumuman nilai, transparansi nilai. Kepastian jadwal. Dari semua ini, kami mendengarkan, bahkan sampai rektoratpun juga sudah tahu permasalahan. Rektorat mengamanahkan dua hal, perbaikan sistem pembelajaran dan rumah sakit pendidikan (RSH) sebagai wahana mahasiswa co-ass untuk meningkatkan kualitasnya. Tidak fair sebenarnya. Tapi kami berkomitmen akan mengurai masalah tersebut.
Niat dan komitmen untuk menjalankan amanah ini sudah kami bangun sejak awal pasca kami dilantik. Mulai dari mengidentifikasi masalah. Masalah tidak hanya dari mahasiswa saja, tetapi dosen demikian juga. Tutorial setiap hari Senin dan Kamis yang menyibukkan dosen. Ketika tutor dari dosen yang telah ditetapkan berhalangan dan dosen tertentu yang ditunjuk menjadi tutor pengganti biasanya juga tertekan.

Cara pertama untuk mengurai masalah tersebut: Kami akan kembalikan mimbar akademik ke Kepala Bagian. Kepala Bagianlah yang bertugas mengkoordinir dosen-dosen itu. Kalau saat ini basisnya masih di Ruang Tutor, padahal yang memahami materi adalah Bagian. Koordinasi menjadi kurang baik ketika basiknya Ruang Tutor. Soal menjadi lambat, tutorial menjadi kosong, dengan dikembalikan ke bagian, harapannya masalah ini bisa terpecahkan. Soal paling tidak seminggu sebelumnya harus dikumpulkan di akademik. Jika nilai belum keluar, yang mengingatkan adalah Kepala Bagian.

Kedua, kita memiliki banyak Guru Besar. Hal ini akan kami masukkan pembahasan dalam rapat Guru Besar, kita memiliki 14 Guru Besar (Profesor) yang aktif, satu di Ausy akan pulang, Pak Aris Junaidi, sehingga jumlah Guru Besar kita menjadi 15 Guru Besar. Biasanya para Guru Besar kalau ada ketemuan hanya membicarakan kenaikan jabatan. Kenapa yang dibahas bukan kualitas akademik, problem besar akademik kita ini? Kalau ditanya, apa sumbangan dari para Guru Besar? Dari sinilah kemudian muncul gagasan untuk peningkatan peran Guru Besar dalam membantu mengurai permasalahan kita dan mahasiswa, membuat suasana akademik yang lebih baik. Nanti kami akan mengadakan suatu Forum Guru Besar dibawah Senat, berkumpul dan berpikir untuk meningkatkan kualitas SDM dan akademik. Walaupun kita lihat kontribusi sebagian Guru Besar dalam mengentaskan permasalahan bangsa, ex: Prof Widya Asmara saat wabah AI. Jadi, kami akan merevitalisasi fungsi Guru Besar untuk memikirkan kalian.

Ketiga, gagasan perbaikan sistem blok, Problem Based Learning itu baik. Kita sudah dilatih untuk menemukan masalah, tetapi yang kami lihat adalah kurangnya materi sehingga kita berusaha menambahkan materi. Secara teknis model reguler kuliah Blok saat ini 16 tatap muka, 18 sks dengan satu dua tiga tercatat. Nanti akan kita usulkan 16 kali tatap muka, 12 kuliah, 4 SKS PBL, SCL. Disini baru muncul skenario. Dua hal yang kalian dapat, pemahaman yang benar dan bisa menjelaskan masalah.
Dalam rencana menambahkan mata kuliah ini. Teknisnya akan dipresentasikan di Senat Akademik dan kami akan bekerja dengan cepat. Menambah jam, dengan pelan-pelan, bantu kami dengan menginformasikan permsalahan dan saran. Respon sangat cepat agar menjadi lebih baik. Tatap muka akan ditambah, menunggu teknis realisasinya.
Demikian tanggapan Dekanat mengenai hasil dari survey permasalahan oleh Senat Mahasiswa FKH UGM 2012/2013.

Selanjutnya ada Forum Tanya Jawab. Tim Senat Mahasiswa FKH UGM 2012/2013 mungkin punya catatannya.
Harapan kami kepada seluruh mahasiswa, mari bersatu, bergerak bersama membangun KH yang lebih baik




www.bem.fkh.ugm.ac.id/
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright aktiviskampus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.