Ibu Masnah Sari
Memasuki abad 21 ini negara Indonesia
menghadapi suatu tantangan baru. Bangsa Indonesia dihadapkan pada
berbagai tantangan, termasuk tantangan dari luar negeri maupun dari
dalam negeri itu sendiri. Tantangan dari luar negeri sangat nyata di
depan mata adalah adanya globalisasi dan percaturan global yang semakin
pelik, sedangkan tentangan dari dalam negeri adalah adanya ancaman
ketahanan negara yang mulai terongrong, mulai dari segi pendidikan,
kesehatan, kemandirian, bahkan kedaulatan negaranya.
Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia
(BEM SI) yang diwakili oleh Institut Teknologi Surabaya (BEM ITS),
Universitas Negeri Sebelas Maret (BEM UNS), Universitas jenderal
Sudirman (BEM Unsoed), Universitas Negeri lampung (BEM Unila),
Universitas Negeri Jakarta (BEM UNJ), dan Universitas Negeri Yogyakarta
(BEM KM UNY) beberapa waktu lalu berkesempatan melakukan silaturahmi ke
salah satu tokoh perempuan nasional yaitu ibu Masnah Sari, Ketua bidang
perempuan dan perlindungan anak Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI).
Sambutan yang sangat hangat sangat terasa
ketika mahasiswi datang bersilaturahmi. Bertempat di Komplek gudang
peluru Jln G 167 Tebet Jakarta yang merupakan rumah sekaligus kantor ibu
Masnah banyak cerita tentang perempuan dan anak karena berbicara
mengenai Perempuan tidak terlepas dengan anak. Perempuan dan pembangunan
bangsa, sangat menarik untuk diperbincangkan. Apalgi edepan, bonus
demografi untu penduduk perempuan Indonesia sangat banyak. Akan sangat
disayangkan jika kemudian kita tak berbuat apa-apa untuk mempersiapkan
diri dan perempuan-perempuan pada umumnya.
“Indonesia diibaratkan sebagai gadis
molek yang cantik molek, diperut bumi ada macam-macam. Ada minyak, ada
emas, ada timah, ada batu bara, segala macam ada disini. Dan diperutnya
indonesia yang ini tidak ditemukan di negara-negara tetangga. Itu hanya
Indonesia yang punya. Sudah cantik alamnya bagus tidak pernah musim yang
jelek, perutnya kaya raya.. Menjadi incaran negara-negara besar seperti
Amerika, Eropa, Yahudi, dan negara-negara besar lainnya.” tutur Ibu
masnah mengawali perbincangan bersama mahasiswi yang tergabung dalam
forum perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia.
Mantan ketua Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) ini kemudian melanjutkan, “Bagaimana menguasainya? Cara
yang lebih mudah adalah melalui generasi mudanya. Dibunuhlah
generasi-generasi mudanya. Berbagai mainan anak kemudian diberikan racun
(pewarna dan bahan pembuatnya), berbagai jajanan mengandung bahan-bahan
yang kurang sehat, bahan pengawet, dan sebagainya, teknologi yang
berkembang demikian pesat dan mudahnya diakses oleh anak-anak. Inilah
yang perlu kita pikirkan! Anak yang harus diselamatkan. Apa gunanya
Failitas dibangun dengan sangat maju, tapi ketika generasinya
selanjutnya mati, tidak akan ada yang melanjutkan. “Bukan insfrastrukturnya dulu yang dibangun, anaknya dulu yang dibangun.“
Perempuan dalam hal ini mempunyai peran
yang penting terhadap generasi akan datang. Dimulai dari keluarga
terlebih dahulu, dimana ia harus bisa membangun ketahanan baik ekonomi
maupun sosial dalam intern keluarga itu sendiri maka akan tercipta pula
ketahanan dalam masyarakat. Ketika dalam masyarakat sudah mempunyai
ketahanan yang kuat maka dalam sebuah negara akan terbangun pula
ketahanan yang kuat.
Ni’mal Kariemah
Kastrat BEM KM UNY 2013
sumber : http://bemkm.student.uny.ac.id/2013/06/17/pembentukan-ketahanan-negara-melalui-ketahanan-keluarga/

0 komentar:
Posting Komentar